1

Selagi Kau Setia Takkan Ku Persia

Lupakanlah masa lalu mu
Hidup baru dengan ku
Ku akan berusaha memahamimu
Selagi kau percaya kepada ku
Dan selagi kau setia
Selagi kau tak berpura
Kau takkan ku persia

Lautan tak berapi
Gunung tak tinggi
Cinta yang setulus... sebenarnya
Belum pernah terjadi
Beri manusia putus asa... duka merana

Janganlah lagi kau ulangi
Ceritakan kepada diriku
Cerita yang sedih
Masa lalumu itu
Tak mahu ku dengar

Aku pun jua pernah lalui
Bermain cinta dan dikecewa
Jika ku turutkan rasa hati ini
Rosak hidupku
Mulakan hidup baru dengan ku
Dengan cinta dan mimpi yang baru dah bahagia

Aku berjanji sepenuh hatiku
Kau takkan aku persia
Percayalah...
Read More >>
0

Setelah Dirimu Ku Kenali

Rintangan demi rintangan aku harungi
Sebelum bersua denganmu
Halangan demi halangan aku tempuhi
Sebelum mengenalimu

Setelah dirimu aku hampiri
Kini ku kenali siapa diriku
Kerana rindu aku jatuh cinta
Terasa bahangnya kian mula membara

Satu persatu kesilapan diri ini
Jadi senda gurauanmu
Aku keresahan menjejaki langkahmu
Mentafsir benakmu

Dan kepuraanmu semakin terasa
Bila kau nyatakan hasrat hatimu padaku
Disebaliknya lafaz kata janjimu itu
Kau serahkan kasih sayangmu

Buat insan yang lebih mengerti
Jika dibandingkan
Lebih dulu dari kekasihmu
Yang kau sanjung dan puja

Setelah dirimu aku hampiri
Kini ku kenali siapa diriku
Kerana rindu aku jatuh cinta
Walaupun kini disebaliknya

Lafaz kata-kata janjimu itu
Kau serahkan kasih sayangmu
Buat insan yang lebih mengerti
Jika hendak dibandingkan dengan dirinya

Satu persatu kesilapanku
Jadi senda gurauanmu
Aku keresahan menjejaki langkahmu
Mentafsir benakmu
Read More >>
0

Setia Mu Gugur Di Mata

Sekian lama tak ku dengar, suaramu kekasih
Dapat aku rasakan, bahangnya perpisahan
Yang menjarakkan
Cinta kita

Walaupun tidak kau nyatakan
Tapi dapat ku rasakan
Perubahan dirimu yang ketara denganku
Semenjak engkau mengenali dia

Semenjak diusik keresahan
Memaksa aku menemuimu
Alangkah pedihnya hati ini
Bila kau putuskan perhubungan

Tak mungkin akan ku membiarkan
Hatiku menangis kerana mu
Kerana cinta tak kesampaian
Tapi berilah aku kesempatan

Tidak ku tahu mengapa engkau
Menghukumku sedemikian
Tanpa memberi ku kesempatan
Mempertahankan diriku

Luka hatimu mana tempatnya
bencimu tiba oh mengapa
Kasihmu berkubur mana nisannya
Setiamu gugur di mata

Tak ku sangka begitu
Singkatnya cinta kita
Seandainya ku tahu
Lupakan saja

Andainya keterlanjuranku
Maafkan daku kekasih
Kerana menyingkapi sejarah cinta luka
Yang diakhiri dengan airmata
Read More >>
0

Untukmu Sayang

Sedalam lautan cintamu
Bak puncak gunungan
Tinggi kasihmu

Aku tenggelam didalam
Pelukan rindu
Meniti hari indah bersamamu
Biar bergelora melanda jiwa
Namun tak mungkin kan karam
Perahu cinta yang dibina

Terkadang tersinggung
Dengan sikapmu
Terkadang bahagia
Dengan tawamu

Umpama lidah dan gigi diibaratkan
Kekadangkan tergigit jua
Namun terlerai segala duka
Dengan hadir sebuah
Gurauan senda yang mesra

( korus )
Seiring kita berjalan sama
Tanpamu ku tak bermaya
Hanyalah engkau kekasih
Penerang didalam gelita

Bagaikan pantai dan jua lautan
Kita berdua saling perlukan
Dirimu akan kubela
Andainya engkau dicerca
Untukmu sayang

Akanku pertahankan cinta ini
Walau dugaan melanda
Debunga kasihmu kan
Tetap aku semaikan
Menjadi warisan kita
Untukmu sayang
Read More >>
0

Kala Cinta Datang Bukan Pada Waktunya

Aku selalu percaya ada dua hal di dunia yang selalu menjadi misteri bagi manusia…pertama adalah kematian.dimana kita akan mati,bagaimana caranya kita mati dan seperti apa keadaannya saat kita akan sakaratul maut….semua tidak ada yang bisa mengetahui kecuali Allah Swt…dan yang kedua adalah jodoh….pasangan hidup kita telah tertulis secara jelas dan hanya Allah Swt yang dapat mengetahuinya…kita hanya manusia yang rapuh dan lemah…terkadang kita akan terpeleset oleh perasaan cinta yang datang di waktu yang salah ( begitu aku menyebutnya,bila cinta itu datang sebelum kita menikah…)


Ada beberapa yang langsung mengekspresikan cinta mereka dengan berpacaran padahal perilaku pacaran yang telah banyak dijelaskan di forum diskusi kita yang berjudul jomblo dan pacaran oleh Askana Sakhi, banyak mudharat yang kita dapatkan dari perilaku itu…memanglah di Alquran tidak pernah secara langsung menjelaskan perilaku pacaran itu haram…tetapi kalo kita mau liat dan memperhatikan secara lebih dalam kegiatan apa saja yang ada dalam perilaku pacaran itu semua telah dijelaskan di Alquran adalah perbuatan yang tidak dibolehkan.seperti halnya kegiatan berdua-duaan di tempat yang sepi,saling bermesraan di tempat2 tertentu….dan yang sedikit demi sedikit dan secara amat lembut serta perlahan – lahan setan menguasai pikiran pasangan itu hingga mereka melakukan kegiatan zina…naudzubillah….itulah kenapa sebaiknya kita tidak pacaran…dan jomblo akan menjadi suatu pilihan terbijak….



namun, bagaimana bila rasa cinta itu ternyata mengusik hari-harimu di waktu yang salah???? Hal itu menjadi pertanyaan besar dan sulit ku mencari jawabannya….tetapi aku punya cerita nyata dari seorang gadis kecil yang mencoba mencari arti dari sebuah kehidupan…

“dia gadis yang hatinya rapuh,lemah dan mudah terjangkit virus cinta…suatu saat dia bergulit dalam satu bidang organisasi dengan seorang kaum adam…sesosok kaum adam itu secara perlahan-lahan menghipnotis perasaan sang gadis kecil.hingga hati sang gadis kecil telah terjangkit virus merah jambu stadium empat…alias penyakitnya parah banget,

setiap hari wajahnya si kaum adam itu terbayang-bayang di benak si gadis kecil itu,dan si gadis kecil tidak punya daya dan tenaga untuk menghindarinya…..

namun, suatu hari gadis kecil itu tersadarkan bahwa rasa itu seharusnya tidak boleh ada di dalam hatinya…dia lalu berusaha keras menghilangkannya dan menyembuhkan hatinya dari virus itu..berbagai cara si gadis lakukan untuk menghilangkan rasa itu dari hatinya…dari mengikuti setiap kajian yang membahas tentang cinta, membaca buku2 bagaimana mengelola cinta hingga rak bukunya penuh dengan buku bertemakan cinta….namun, tetap saja penyakit itu menjakit hatinya…


sampai akhirnya dia mencoba mempasrahkan semua pada sang pemilik cinta yaitu Allah Swt….dengan setiap hari menyempatkan waktu untuk bersujud mencari jawaban atas rasa itu, doa istigharah yang selalu terlantun dengan indah di setiap malamnya…dan tetesan air mata yang mengalir dengan deras membasahi mukena putihnya…dengan lantunan doa:





“Ya Allah…ingin ku jadikan sabar sebagai langkahku,
ku jadikan iklhas sebagai penentu pilihanku,
ku jadikan senyum untuk menyapa …..
agar,dengan sabar ku lalui rintangan hidupku,
dengan iklhas ku terima semua kenyataan,
dengan senyum ku jadikan hari seindah – indahnya….
Ya Allah,
Walau berat langkahku, ku tetap teguhkan sabar ini…
Walau sulit menerimanya, ku tetap iklahskan semua….
Walau perih hati ini, ku tetap sunggingkan senyum terindahku….
Kuberharap hatiku dapat tetap dengan sabar,iklhas mernerima segalanya…”




Tak lama setelah itu segala doa terjawab…walaupun jawabannya tak seperti yang dihaarpkan,namun jawaban itu sangat berarti dalam kehidupan si gadis kecil…ternyata si kaum adam di tempat asalnya telah memilih seorang gadis untuk menjadi pendamping di kehidupannya….rasa sakit, perih dan sedih mengoreskan hati si gadis kecil saat mengetahui kenyataan itu,namun dengan sunggingkan senyuman dia berkata dalam hati:

“ Ya Allah…terima kasih atas segala jawaban ini…jika ini yang terbaik untukku…aku iklhaskan semuanya….”

Setelah itu gadis kecil menjalani hari-harinya dengan sunggingkan senyum terindah…virus merah jambu itu tak lagi menganggu kehidupannya, sehingga dia bisa menjalani hari-harinya dengan lebih ringan…..tak ada lagi tetesan air mata karena virus merah jambu di mukena putihnya,tetapi tergantikan dengan tetesan air mata karena ucapan syukur dan mengharapkan cinta pada sang pemilik cinta….



Satu hal yang bisa menjadi jawaban dari bagaimana bila perasaan cinta muncul di waktu yang salah adalah ikhlas….
Dengan ikhlaskan semua jawaban pada Allah swt....hati akan menjadi lebih tenang dalam memutuskan dan melihat cinta tersebut….karena Allah swt lebih mengenal kita,lebih dari kita mengenal diri kita sendiri….
Read More >>
0

Yuk, Kita Khitbah!

Duh, judulnya kok provokatif banget ya? Hmm… nggak juga kok? Lagian kena­pa musti ditutup-tutupi, iya nggak? Masak kita kalah sama yang aktivis pacaran. Mereka sampe nekat over acting di depan banyak orang. Nggak tanggung-tang­gung, mereka cuek aja bermes­raan. Nggak peduli lagi dengan orang di sekitar­nya. Bahkan mungkin ada rasa puas udah bisa ngasih ‘hibu­ran’ ke orang lain. Hih, dasar!

Lihat aja di angkot, di pasar, apalagi di mal, ada aja pasangan ilegal ini yang nekat melakukan adegan yang bisa bikin orang yang ngeliat merasa muak dan sebel. Aksi nekat dan berani malu memang. Hubungan gelap dan liar!

Pacaran dikatakan hubungan gelap? Ya, sebab, ikatan antara laki-laki dan wanita yang sah dalam pandangan Islam adalah dengan khitbah dan nikah. Nggak ada selain itu. Dengan demikian yang boleh dibilang sebagai hubungan yang ‘terang’ itu adalah khitbah dan nikah itu. Namun demikian, jangan dianggap bahwa khit­bah sama dengan pacaran islami, lho. Itu salah besar sodara-sodara.

Sobat muda muslim, khitbah dalam bahasa Indonesia artinya meminang. Udah per­nah kenal istilah ini? Jangan sampe kuper ya? Apalagi selama ini, kayaknya banyak juga dari kita yang nggak kenal istilah-istilah islami. Yang kita hapal betul dan udah terformat dalam otak dan pikiran kita adalah istilah dan aturan main yang bukan berasal dari Islam. Jadinya ya pan­tes aja nggak ngeh, bahkan mungkin nggak ke­nal sama sekali. Memprihatinkan memang.

Anehnya, kita lebih kenal dan paham isti­lah pacaran. Akibatnya, sebagian besar dari kita mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Maklum, perbuatan itu kan selalu berban­ding lurus dengan pemahaman. Itu mutlak lho, nggak bisa ditawar-tawar lagi.

Ujungnya, ada juga yang kemudian meng­anggap bahwa pacaran adalah semacam akti­vitas ‘wajib’ bagi orang dewasa, ketika ingin memilih or mencari pasangan hidup. Itu sebab­nya, jangan heran pula kalo ada ortu yang begitu resah dan gelisah ketika menyaksikan anak gadisnya masih menyendiri. Pikiran­nya selalu yang serem-serem. Ujungnya, untuk mengusir perasaan itu, nggak sedikit ortu yang tega ngomporin anaknya supaya nyari pasang­an. Dalam beberapa kasus malah lebih mengeri­kan, ada ortu yang ngasih pernyataan, bahwa siapa pun deh pacar anak gadisnya yang penting laki-laki. Wacksss? Nah lho, apa nggak salah tuh? Tentu salah dong dalam pandangan Islam. Kok nggak disuruh nikah? Kok malah dibiarin pacaran dulu? Waduh. Bahaya Mas! Dan, tentunya ada juga di antara mereka yang menjalani aktivitas itu karena memang nggak tahu hukumnya, alias kagak nyaho, jadinya ya kayak begini ini.

Apa yang kudu dilakukan sebelum khitbah?

Ini ceritanya kalo kita udah serius mau nikah lho. Jadi, untuk temen-temen yang masih SMP or SMU, kayaknya jadikan aja sebagai wawasan ya? Untuk sementara kok. Kali aja nyangkut-nyangkut dikit deh. Biar nggak buta banget. Emang sih kagak enak ati ye, cuma dapet teorinya dong. Praktiknya belum. Tapi nggak apa-apa kan? Kuat nahan aja dulu ya?

Buat para cowok, sebelum kita ‘nekat’ mengkhitbah pasangan kita. Ada beberapa kri­teria yang kudu jadi patokan kita. Nggak asal aja ya? Pesan kita neh, “Jangan keburu-buru. Gunung tak akan lari dikejar” Kalem aja Mas!

Pertama, carilah wanita yang sholihah. Abdullah bin Amr berkata bahwa Rasulullah saw suatu saat bersabda:“Dunia ini sesungguhnya merupakan kesenangan, dan kesenangan dunia yang paling baik adalah seorang wanita yang shalih” (HR Ibnu Majah) Nah, itu pesan nabi kita sobat. Jadi jangan sekali-kali nyari yang bakalan bikin repot buat kita-kita. Pokoke, jangan ambil risiko deng­an memilih gajah, alias gadis jahiliyah. Masak tega-teganya sih kamu milihinhj buat anak-anak kamu nanti ibunya yang amburadul begitu rupa. Dan tentunya biar peluang kamu gede untuk dapetin gadis yang sholihah, maka kamunya juga kudu jaim (jaga imej). Kamu musti taat dan sholeh juga dong. Malu atuh, seorang muslim tapi kelakuannya nyontek abis kaum lain. Mana ada cewek baik-baik mau sama kamu yang begitu. Jadi, dua-duanya emang kudu oke.

Kedua, kalo kamu pengen nyari calon istri, sebelum meminta ke ortunya (meng­khitbah), pastikan calon kamu itu oke punya dong. Utamanya dalam soal agamanya. Abu Hurairah menceritakan bahwa Rasulullah juga pernah bersabda:“Wanita itu dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena keturunan­nya, karena kecantikannya dan karena agama­nya. Tetapi hendaklah kamu memilih wanita yang beragama. Camkanlah hal ini olehmu.” (HR. Jama’ah kecuali Tirmizi) Betul. Itu bakalan bisa memberikan yang terbaik buat kita. Memang sih, kita kepengen banget dapet pasangan yang wajahnya enak dan sedap dipandang mata. Yang laki barangkali mengkhayal, kali aja dapet istri yang wajahnya kembaran banget ama Shakira or Jessica Alba. Aduh, gimana senengnya kali yee. Begitu juga anak cewek, berharap banget dapet gandengan itu cowok yang mirip-mirip Vaness Wu or Vic Zhou. Wah, bisa-bisa ‘kesetrum’ tuh.

Tapi tentunya bakalan percuma aja kalo punya gandengan yang tampilannya oke tapi bikin berabe. Karena doi nggak taat sama Allah. Kalo dalam istilah komputer, jangan sampe kita punya pasangan tipe Windows, tampilan luar sih boleh, tapi dalemnya penuh bugs. Wacksss?

Ini berlaku buat kedua belah pihak dong. Yang laki kudu taat, begitu pun yang wanita. Jangan sampe yang wanita nyablaknya minta maaf (bosen pake ‘ampun’ aja). Gaswat itu. Kalo dalam istilah kom­puter, cewek model gitu katanya tipe moni­tor; genit, senangnya diperha­tiin, suka pamer, padahal belum tentu yang dipamerin bagus.

Oke, paling nggak inilah panduan awalnya sebelum kamu mengkhitbah wanita pujaan hati­mu. Jadi jangan asal aja. Begitu juga kamu yang wanita atau walinya, jangan cuma seneng ngeli­hat cowok atau calon menantunya dari tampilan fisiknya aja, padahal pikirannya amburadul. Inti­nya carilah yang beriman kepada Allah Swt. Abu Nu’im mentakhrij di dalam al-Hilyah, 1/215, dari Tsabit al-Banaty, dia berkata: “Yazid bin Mu’awiyah menyampaikan lamaran kepada Abu Darda’ untuk menikahi putrinya. Namun Abu Darda’ menolak lamarannya itu. Seseorang yang biasa bersama Yazid berkata, ‘Semoga Allah memberikan kemaslahatan kepa­damu. Apakah engkau berkenan jika aku yang menikahi putri Abu Darda’?” Yazid menjawab, “Celaka engkau. Itu adalah sesuatu yang amat mengherankan.” Temannya berkata, “Perkenan­kan aku untuk menikahinya, semoga Allah mem­berikan kemaslahatan kepadamu.” Terse­rahlah,” jawab Yazid. Ketika Abu Darda’ benar-benar menikahkan putrinya dengan temannya Yazid itu, maka tersiar komentar yang miring, bahwa Yazid menyampaikan lamaran kepada Abu Darda’, tapi lamarannya ditolak. Tapi ketika ada orang lain dari golongan orang-orang yang lemah, justru Abu Darda’ menerima dan menikahkan­nya. Lalu Abu Darda’ berkata,”Aku melihat seperti apa kurasakan di dalam hatiku. Jika ada dua pelamar, maka aku memeriksa rumah-rumah yang dilihatnya bisa menjadi tumpuan agamanya.”

Khitbah saja!

Lho, iya, ngapain dilama-lamain, kalo emang kamu udah merasa cocok dan yakin dengan pilihanmu dengan kriteria seperti disampaikan di atas. Nggak usah ragu Mas, silakan saja. Kalo masih ragu, coba lakukan sholat istikharah. Siapa tahu tambah ragu, eh, sori, bisa bikin yakin hati kamu. Terus kalo udah siap segalanya? Pokok­nya, bagi yang udah siap nikah neh. Jadi memang kalo belum siap or berani untuk nikah, men­dingan jangan mengkhitbah akhwat. Itu bakalan bikin runyam. Oya, gimana sih cara kita melakukan khitbah sama gadis idaman kita?

Nggak susah. Kalo kamu udah siap mental, insya Allah kendala yang lain bisa diatasi. Awalnya, pas kamu dapet ‘kembang’ yang bisa membikin hatimu kesengsem, dan itu kemudian terus membetot-betot hatimu untuk selalu tentrem kalo mengingat namanya, apalagi sampe ketemu segala. Nah, kalo kamu berani, bilang aja sendiri sama beliau kalo kamu tuh tertarik. Aduh, ‘radikal’ amat?

Ah, nggak juga tuh. Mudahnya begini. Jurus per­tama, tanya dulu, apakah doi udah ada yang punya atau belum. Soalnya jangan sampe kita meminang pinangan orang lain. Bisa gaswat. Namanya juga orang. Punya hati, dan sangat mungkin sakit hati. Kalo sampe begitu, udah mending kalo cuma digebukin pake omongan, lha kalo sampe digebukin pake pen­tungan besi? Nggak mustahil kalo urusannya bisa langsung ngontak tukang gali kubur kan? J Adalah Abu Hurairah yang berkata: “Ra­sulullah saw. bersabda: ‘Seorang laki-laki tidak boleh meminang perempuan yang telah dipinang oleh saudaranya." (HR. Ibnu Majah)

Kalo ternyata gadis itu masih ‘sendiri’? Nggak dilarang kalo kamu ngajuin pinangan. Lebih sueneng lagi kalo doi menyambut cinta kita. Aduh enake. Jadi jurus keduanya, langsung datengin ortunya. Minta langsung kepada mere­ka. Tapi jangan ngeper ya? Jangan sampe pas dateng ke rumahnya, begitu pintu dibuka, yang muncul adalah lelaki setengah baya dengan kumis tebel segede ulet jambu, kamu langsung ngibrit balik lagi. Yee… itu sih kebangetan. Hadapi aja. Nggak usah takut. Kata pepatah; segalak-galaknya macan, nggak bakalan berani makan sendal, eh, anaknya sendiri.

Lagian, itu kan boleh dibilang camer (calon mertua), ngapain kudu takut segala. Iya nggak? Sampaikan saja apa maksud kedatangan kamu ke mereka. Bahwa kamu berminat kepada putri mereka, dan serius ingin membina rumah tangga dengannya. Kalo ditolak? Ya, jangan sampe dukun bertindak dong. Itu namanya cinta terpadu, alias terpaksa pakai dukun. Nggak boleh. Kalem aja. Sabar. Kembang tak hanya setaman. Ceileee.. menghibur diri, padahal mah hati serasa kompor meledug! Jadi intinya, kamu mengkhitbah akhwat pujaan hatimu itu langsung ke ortunya. Tentu­nya setelah oke dengan doi dong. Kenapa kudu menyampaikan ke ortunya? Lho, itu kan walinya. Sebab seorang gadis itu dalam pengawasan walinya. Karena walinya (ayah, dan sau­dara dari ayahnya), bertanggung jawab penuh. Terus selain meminta kepada ortunya, dan jika ortu udah oke, boleh nggak melihat calon istri kita? Misalnya, untuk memastikan apakah telinganya masih utuh ada dua-duanya ataukah tidak. Karena kan selama ini nggak kelihatan ditutupi kerudung terus. Intinya, jangan sampe kita beli karung dalam kucing, eh, beli kucing dalam karung. Yup, boleh melihat kok. Tapi bukan seluruh tubuhnya. Bisa gawat!

Anas bin Malik berkata: “Mughirah bin Syu’bah berkeinginan untuk menikahi seorang perempuan, lalu Rasulullah memberi nasihat kepadanya: “Pergilah untuk melihat perempuan itu, karena dengan melihat itu akan memberikan jalan untuk lebih dapat membina kerukunan antara kamu berdua” Lalu ia pun melaku­kannya, kemudian menikahi perempuan itu, dan ia menceritakan tentang kerukunan dirinya dengan perempuan itu. (HR. Ibnu Majah)

Sobat muda muslim, kayaknya kalo diba­has terus bakalan asyik juga ya? Tapi sayang, buletin ini nggak cukup menampung semua per­soalan itu. Jadi intinya, bagi kamu yang udah siap moril, materiil, maupun ‘onderdil’, segera saja menikah. Mau khitbah dulu juga boleh. Tapi jangan lama-lama. Dan inget, kalo pun udah khitbah, kamu kudu tetep menjaga batasan dalam bergaul. Kan, tetep aja belum sah jadi suami-istri. Makanya, cepetan nikah aja! Dan buat kamu yang masih SMP or SMU, jadikan aja ini sebagai wawasan awal ya? Biar ngeh juga. Jadi, hindari pacaran dan fokus belajar. Untuk yang udah mapan, langsung nikah sajalah. Ya, kalo nikah itu halal, buat apa pacaran? Iya nggak?

Soal Rizki? Dari Allah. Firman Allah Swt.: “Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antaramu, dan orang-orang yang layak dari hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampu­kan mereka dengan karunia-Nya. Dan Alah Maha Luas lagi Maha Mengetahui. (TQS an-Nûr [24]: 32)

Rasulullah saw. bersabda: “Ada tiga golongan yang berhak ditolong oleh Allah Swt: Seorang Mujahid di jalan Allah, Mukatab (budak yang membeli dirinya dari tuannya) yang mau melu­nasi pembayarannya, dan seorang yang kawin karena mau menjauhkan diri dari yang haram” (HR Tirmidzi dari Abu Hurairah)

Jadi begitu sobat. Paham kan?
Read More >>
0

Kalo Kamu Dikhitbah

Dikhitbah? Wow, suka dong. Yup, ini adalah artikel sekuel-nya tentang khitbah. Kalo minggu kemarin kita ngajak yang cowok untuk mengkhitbah, sekarang, biar adil, kita mencoba ngajak anak puteri untuk bersikap bijak seandainya ada anak cowok yang nekat mengkhitbah dirinya. Gimana, setuju kan?

Nah, ngomongin soal khitbah berarti kita sedang bicara tentang cinta. Khususnya tentang sarana untuk menyalurkan rasa cinta ini dengan baik. Memang sih, kalo lihat temen-temen remaja yang lain, kalo di antara mereka saling jatuh cinta, biasanya langsung diwujudkan dengan pacaran. Dan ini kita pikir udah pada tahu semua gimana sih rasanya, or ngelihat orang yang sedang pacaran. Mesra dan ah, nggak usah diterusin deh. Tapi inget lho, pacaran itu kan cara penyaluran rasa cinta yang diharamkan oleh Allah Swt.

khitbah adalah pernyataan seorang lelaki kepada wanita yang disukainya untuk serius menikahinya. Dan ini disampaikan kepada ortunya. Tentu setelah kita udah sama-sama janjian dong. Kalo nggak, bisa gaswat. Jadi khitbah boleh dibilang nandain calon kita. Pokoknya diiket dulu deh, sebelum akhirnya dinikahi.

Nah, kadangkala, anak puteri yang akhirnya kebingungan. Kalo kemarin kita bahas anak cowok yang bimbang dan kurang pede untuk mengkhitbah akhwat, kita kasih support supaya mantap dan berani, sekarang kita coba nemenin anak puteri untuk bersikap bijaksana dalam menghadapi pinangan anak cowok.

Berdasarkan pengalaman neh, paling nggak ada beberapa masalah yang dihadapi anak puteri dalam urusan ini. Misalnya, ketika datang anak cowok yang berani menyatakan keseriusannya untuk menikah dengannya, adakalanya anak puteri suka keder menghadapai ini. Sebab, tak selamanya begitu mendapat pinangan langsung seneng. Kenapa? Bisa jadi kasusnya adalah begini; ada orang yang meminang dirinya, tapi ternyata nggak sesuai dengan kriteria pria idamannya. Kan itu bikin bingung. Maksud hati berharap yang datang tipe Arjuna, eh, yang berani dan nekat ngedatengin malah tipe Rahwana. Karuan aja bak serasa disamber petir. Waduh, gimana cara menolaknya? Apalagi ortu juga turut campur, makin berabe aja tuh.

Masalah lain yang biasanya terjadi adalah, begitu ada anak cowok yang berminat sama kita, eh, kitanya masih pada sekolah or kuliah. Wah, itu bikin masalah juga ya? Mungkin kalo yang udah kuliah nggak terlalu bermasalah, asal pandai ngasih keyakinan sama ortu, karena memang kalo udah kuliah boleh nikah. Itu bedanya dengan yang masih sekolah di SMU. Paling nggak itu berdasarkan aturan main di negeri ini. Karena dalam Islam nggak begitu kok. Boleh-boleh aja asal udah pada baligh.
Masalah lainnya apa? Kita udah sama-sama oke dengan pasangan kita, eh, ortu kita malah nggak setuju. Mending kalo alasannya bisa dipertanggung jawabkan secara ajaran Islam, kadangkala hanya persoalan nasab, harta, status sosial, dan seabrek masalah yang nggak perlu dijadikan sebagai paramater untuk membina sebuah rumah tangga. Tapi walau bagaimana pun juga itu adalah masalah yang kudu diselesaikan dengan tuntas.

Ngomong-ngomong, jadi gimane neh kalo kamu dikhitbah?
Jangan repot-repot; terima!
Wacksss? Sembarangan, main terima aja. He..he..he.. ini ceritanya kalo memang udah sreg gitu lho. Apalagi ortu kita setuju. Kita dan anak cowok itu juga sama-sama aktivis pengajian. Wah, itu sih jangan dilama-lamain, mending segera terima pinangan dan nikah. Duh, enak banget ya kalo itu terjadi sama kita-kita. Jelas aja, itu kan kondisi ideal.

Oya, kita ngasih saran begini bukan ngebelain anak cowok lho. Tapi kita mencoba memberikan gambaran buat kamu-kamu anak puteri. Seperti halnya anak cowok, yang puteri juga jangan pilih-pilih deh. Maksudnya, menggunakan pilihan yang nggak perlu. Seperti, menentukan bahwa calon suaminya kudu pandai bahasa Arabnya, kudu sekufu dalam hal status sosial (kalo kita sarjana, ya, calon suami kita juga kudu sarjana), terus minimal punya wajah yang nggak kalah ganteng dengan para personelnya Westlife, udah gitu harus keturunan ningrat, lagi. Wah, itu keberatan sama kriteria, bisa-bisa jadi keburu tue Non, karena kriterianya ideal banget
.
Uppsss.. sori, kita nggak nuduh lho, tapi mengingatkan. Apalagi kamu udah tahu kalo yang berminat sama kamu itu orangnya berakhlak mulia dan pengetahuan agamanya oke. Cuma kurangnya, seperti yang tadi disebutkan. Jadi, sebetulnya nggak bijaksana dong kalo kamu menolak, dan kayaknya nggak pantes. Apalagi sih yang mau diharapkan? Iya nggak?

Lagipula, kriteria pemilihan yang berlaku buat kaum lelaki, juga berlaku buat anak puteri. Umar r.a. pernah berkata: Janganlah kalian menikahkan puteri kalian dengan lelaki yang buruk perangainya, karena kriteria-kriteria yang berlaku pada laki-laki juga berlaku bagi perempuan.
Dan buat para ayah serta walinya anak puteri, kudu waspada. Firman Allah Swt.: “Dan janganlah kamu nikahkan wanita-wanita mukminat dengan pria-pria musyrik sebelum mereka beriman. (TQS al-Baqarah [2]: 221)

Tapi kita yakin kok, bahwa kamu yang puteri juga udah ngeh dan nggak salah pilih dalam menentukan kriteria. Kalo yang dateng itu orangnya sholeh dan berakhlak mulia, biasanya temen puteri juga langsung nyetel aja. Iya nggak? Tapi kalo memang nggak sreg. Namanya juga manusia ya? Ada aja keinginan lebih dari itu. Dan keinginan itu boleh-boleh aja kok. Sebab yang namanya perasaan itu susah sih. Kudu bener-bener ada getaran yang, gimanaaa gitu. Aduh, sulit menjelaskan dengan kata-kata atau tulisan.

Kalo kejadiannya kayak gitu, kamu boleh aja nolak. Tapi kudu baik-baik ya. Anak cowok juga sama punya perasaan. Jadi kalo kamu nolak pinangan, ya jangan dipublikasikan ke orang lain dong. Apalagi sampe bangga segala, dan menganggap pasaran kamu naik karena kamu jual mahal. Wah, itu nggak baik, Non.

Boleh nggak wanita menawarkan diri?

Wah, nekat amat? Nggak juga tuh. Memang sih umumnya wanita bersikap pasif. Artinya nungguin ada yang meminang dirinya. Tapi Islam membolehkan lho, wanita menawarkan diri kepada seorang laki-laki untuk dijadikan istri. Pada masa Rasulullah saw. ada perempuan yang pernah melakukannya seperti diriwayatkan dalam hadis berikut:�Dari sahl bin sa’ad, bahwa Rasulullah saw. pernah didatangi oleh seorang perempuan, lalu ia berkata: “Ya Rasulullah, sesungguhnya saya menyerahkan diri kepada Tuan”. Ia berdiri lama sekali, kemudian tampil seorang laki-laki dan berkata: “Ya Rasulullah, kawinkanlah saya dengan perempuan ini seandainya tuan tidak berhasrat kepadanya.” (HR Bukhari)

Nah, jadi silakan saja, kalo emang kamu berkenan untuk melakukan itu. Nggak dilarang kok. Memang sih, tradisi yang ada di sini, mengharuskan wanita bersikap pasif. Kalo ada yang agresif, malah mungkin dianggap kenapa-napa. Jadi dari segi hukum boleh-boleh aja. Mau? Silakan dicoba. He..he..he..
Kalo ortu yang bikin masalah?

Nah, ini juga jadi persoalan Non. Untuk urusan ini adakalanya gampang-gampang susah. Tapi jangan sedih. Tenang aja. Misalnya, kamu “dijodohin” sama ortu kamu. Padahal kamu nggak suka sama lelaki yang dipilihin sama ortumu. Sebenarnya kamu bisa aja nolak. Boleh kok.
Dari Ibnu Abbas bahwa seorang gadis datang kepada Rasulullah saw. lalu ia menceritakan kepada beliau tentang ayahnya yang mengawinkannya dengan laki-laki yang ia tidak sukai. Maka Rasulullah menyuruh dia untuk memilih (menerima atau menolak). (HR Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Daruquthni)

Begitu Non. Tapi tentunya kamu menyampaikan kepada ortu dengan baik-baik pula. Nggak boleh sambil marah-marah. Jadi, mau nerima silakan, mau nolak juga nggak masalah. Semua diserahkan kepada kamu, kok. Dan cuma kamu yang berhak menentukan pilihan. Bukan orang lain.

Dari Abdullah bin Buraidah dari bapaknya, ia berkata: “Seorang gadis datang kepada Rasulullah saw. lalu katanya: “Sesungguhnya ayahku mengawinkan aku dengan anak saudaranya, agar dengan begitu terangkat martabatnya.” Kata Abdullah: “Lalu Rasullah saw. menyerahkan urusannya kepadanya”. Dan katanya: “Saya mengizinkan tindakan ayahku kepadaku. Tetapi yang aku kehendaki yaitu memberitahu kepada kaum wanita bahwa bapak-bapak itu tidak mempunyai apa-apa dalam urusan ini (perkawinan).” (HR Ibnu Majah yang dikutip dalam kitab Fikih Sunnah, Sayyid Sabiq)

Kalo udah jadian dikhitbah?

Wah, alhamdulillah atuh. Tapi inget, khitbah adalah semacam “pintu” menuju nikah. Jadi belum sah ngapa-ngapain. Memang sih, mentang-mentang anaknya udah ada yang meminang, suka ada ortu yang membiarkan anaknya bebas kemana-mana bareng tunangannya. Wah, kalo gitu apa bedanya dengan pacaran? Itu kan sama aja gaul bebas. Dan jelas berdosa dong. Haram lho.
Nah, kalo emang kamu udah “kebelet” mendingan nikah aja langsung. Nggak usah ditunda-tunda lagi. Lebih save. Penyakit orang yang udah punya tempat untuk berbagai cerita, biasanya pengennya ketemu melulu. Celakanya, kalo terus-terusan ketemu, nggak ada jaminan kalo iman kamu juga makin menipis. Jangan heran kalo kemudian malah berzina. Ih, naudzubillahi min dzalik.

Memang sih, kalo kamu udah jadian dikhitbah, berbicara or kirim-kirim surat dengan calonmu nggak dilarang. Sah-sah saja. Tapi inget, jangan keterusan. Bisa gaswat. Jangan-jangan nanti kamu sulit ngebedain antara rasa suka dengan nafsu bisikan iblis. Celaka!

Kita sih menyarankan kalo udah oke mending segera nikah aja. Meski memang waktu dari khitbah ke nikah itu nggak ditentukan dengan jelas, artinya mau 50 tahun lagi nikah juga boleh (ih, udah jadi nenek-nenek dong? Ya, salah sendiri he..he..). Tapi meski demikian, alangkah utamanya kalo kamu segera menikah saja.

Pesan buat yang masih sekolah

Memang asyik ya kalo bicara soal cinta dan pernikahan. Jujur saja, hampir semua orang seneng ngomongin ini. jadikan saja ini sebagai tambahan wawasan buat kamu. Dan kita yakin kok, bahwa kamu udah bisa membedakan mana yang prioritas dan mana yang bisa ditunda. Iya nggak? Sekarang fokus belajar, dan jangan nekat pacaran. Kita juga nggak abis pikir sama kondisi masyarakat dan negara sekarang ini; gaul bebas dimudahkan, tapi nikah malah dipermasalahkan. Kebalik-balik memang. Oke, jangan lupa, tetep semangat mengkaji Islam!
Read More >>
 
Jeni Roxy Blog's
Kreatif Itu Anti Mati Gaya